Minggu, 22 November 2009

Budidaya Sengon/Albasiah

Budidaya Sengon/Albasiah

By Hamiudin, on 19-02-2007 05:51

Rusaknya Kawasan Hutan saat ini, ternyata sangat berimplikasi besar pada penurunan produktifitas industri perkayuan, apalagi dengan adanya kebijakan soft landing, semakin membuat industri perkayuan Indonesia akan mati suri. Tapi kondisi ini tentunya akan memacu pertumbuhan budidaya tanaman keras pada lahan kering, salah satunya budidaya sengon. Semoga artikel ini bisa menjadi bahan yang berguna bagi Anda !



Hamiudin, SST/1999/UP

PENDAHULUAN

Sengon juga disebut Jeung jing, Albiso atau Albasiah dahulu mempunyai nama botani Albisia falcataria (L). Namun sejak tahun 1983, berdasarkan Bulletin Museum Nasional Paris dan the Flora Malaysiana (laporan225), nama botanisnya dirubah menjadi Pharaseriantes falcataria

Sengon dapat tumbuh pada lahan berketinggian 0-2.000 m diatas permukaan laut, dengan iklim A, B dan C bercurah hujan rata-rata 2.000-4.000 mm/tahun, pada kondisi lahan agak subur, serta memerlukan cahaya kuat. Selain sebagai salah satu tumbuhan yang dapat memperbaiki kesuburan lahan, sengon juga merupakan penghasil kayu yang produktif. Ketinggian pohon dapat mencapai 25-45 meter. Hingga berumur 5 tahun pertumbuhan tingginya mencapai 4 meter/tahun. Dapat ditebang setelah berumur 5-9 tahun. Potensi produksi kayunya sebesar 10-40 m3/hektar/tahun, atau 250m3 per hektar. Kayu sengon dapat dimanfatkan untuk kayu kontruksi/bangunan, peti kemas korek api, pulp, jointed board/wood working, sawmill, moulding, meubelair, kayu bakar dan arang. Sifat pengerjaannya:Mudah digergaji, diserut, dipahat, dibor, diamplas, dan diplitur, serta tidak mudah pecah kalau dipaku.

MANFAAT PENANAMAN SENGON

Bagi Pemerintah :

1.
Daunnya cepat rontok dan membusuk,mampu mengembalikan kesuburan lahan kritis.
2.
Meningkatkan perlindungan lahan dan pengaturan tata air.
3.
Mendukung program penghijauan dan pelestarian alam.
4.
Meningkatkan prodoksi kayu untuk konsumsi masyarakat dan bahan baku industri didalam negeri.
5.
Meningkatkan penerimaan devisa melalui ekspor barang jadi.

Bagi masyarakat

1.
Meningkatkan produktifitas lahan dengan penganekaragaman hasil .
2.
Meningkatkan pendapatan petani.
3.
Perluasan lapangan pekerjaan .
4.
Pemenuhan akan kebutuhan kayu bakar.
5.
Daunnya dapat dimanfaatkan sebagai hijauan makanan ternak

BUDIDAYA TANAMAN

*
Persemaian

Bibit tanaman sengon dapat diperoleh melalui penyemaian biji, trubusan , atau melalui kultur jaringan. Secara tradisional , persemaian dibuat di sekitar kebun sengon, berukuran (1x2 meter) sampai (1x5 meter) berupa bedeng tabur. Bedeng tabur dibuat 10-15 cm lebih tinggi dari permukaan tanah, dibersihkan dari kotoran dan batu, serta digemburkan.1 Kilogram biji sengon kering berisi lebih kurang 40.000 butir . Sebelum di tabur ke bedeng tabur ,biji sengon harus diseduh dengan air mendidih, kemudian direndam dalam air dingin selama 24 jam. Biji ditabur dengan jarak larikan 10 cm . Setelah berumur 1-1,5 bulan bibit dipindahkan ke kantong plastik atau pesemaian dengan jarak 10x10 cm. Atau dengan cara benih langsung ditabur dalam kantong plastik.Bibit berbentuk plances siap ditanam setelah berumur 4-6 bulan, sedang dalam bentuk stump setelah berumur 8-12 bulan. Pada musim hujan bibit harus siap ditanam.

*
Penanaman

Lapangan tanaman harus di persiapkan dengan baik. Lubang complongan dibuat dengan ukuran 30x30x30 cm. Penanaman dengan plances dilakukan dengan membuka kantong plastiknya lebih dulu . Jika ditanam dengan stump , harus dibuat dengan ukuran panjang 30-100 cm .Pada saat menanam, baik dengan plances maupun stump harus diusahakan agar akar tunggangnya tidak terganggu .Anakan yang berasal dari trubusan biasanya dengan meninggalkan 1-2 batang yang tumbuh dari tunggak, namun volume yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan . Karenanya , untuk memperoleh bibit yang baik , sebaiknya menggunakan biji hasil seleksi atau anakan yang berasal dari kultur jaringan. Jarak tanam yang optimum tergantung pada sasaran yang diharapkan . Untuk hasil kayu sebagai bahan pulp, maka jarak tanam yang pendek (2x3 meter) atau (3x3 meter) . Sedang untuk bahan bangunan dan keperluan industri , jarak tanamnya perlu lebih lebar , baik melalui penjarangan maupun langsung dengan jarak tanam : (4x4 meter), (4x5 meter) atau (5x5 meter).

*
Pemeliharaan

Untuk memperoleh kayu yang baik , pemeliharaan tanaman sengon perlu dilakukan . Antara lain : memangkas bagian cabang terbawah , dan memberantas hama penggerek kayu (boktor) secara terus menerus sejak awal.

*
Pemungutan hasil

Pada umur lima tahun pohon sengon sudah dapat dimanfaatkan kayunya sebagai kayu pertukangan, bahan baku pabrik kertas atau kayu bakar. Pada umur ini ,jika perlu dilakukan tebang penjarangan atau tebang pilih. Pada tempat yang dilakukan penebangan, dilakukan penanaman kembali agar produk dan kesuburan lahan dapat terjaga secara lestari dan berkesinambungan. Umur masak tebang pohon sengon adalah 9 tahun. Pada umur ini, setelah ditebang sebaiknya dilanjutkan dengan peremajaan sengon, yakni dengan penanaman kembali. Pengolahan dan pemasaran Pengolahan kayu secara sederhana dapat dilakukan dengan dipacak atau digergaji untuk membuat papan atau balok . Namun dengan cara ini, hasil kayunya kurang bermutu sehingga harga yang dicapai rendah. Untuk memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi, dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut menjadi moulding, chips, jointed board, claping board, dan lain-lain .

*
Pemasaran

Pemasaran kayu sengon dapat ditempuh dengan cara :

1.
Menjual langsung ke pasar.
2.
Menjual melalui Koperasi Unit Desa (KUD) .
3.
Ke industri kayu terdekatKayu sengon dapat juga dijual ke Perusahaan kayu, pengepul/pedagang kayu.

Prospek penanaman sengon cukup cerah . Adanya jaminan pemasaran ,baik didalam negeri maupun diluar negeri dengan harga yang kian mantap, sangat menguntungkan petani tanaman sengon ,yang berupa Kayu pertukangan, kayu bakar, serta palawija yang ditanam secara tumpangsari pada kebun sengon . Sementara itu kebutuhan pembiayaan meliputi Pengadaan bibit, penanaman, pupuk, obat-obatan , dan pemeliharaan.Pengalaman petani penanam sengon menyebutkan, penjualan hasil-hasil yang dipungut , setelah dikurangi seluruh biaya yang dibutuhkan, menghasilkan nilai keuntungan yang cukup besar .Pengolahan lebih lanjut melalui industri perkayuan menghasilkan nilai tambah per m3 bahan baku yang cukup tinggi .

Mengolah Kayu Berbasis Ramah Lingkungan

SUARA PEMBARUAN DAILY
Mengolah Kayu Berbasis Ramah Lingkungan

INDUSTRI kayu sering identik sebagai industri yang merusak lingkungan. Namun, ada kalanya perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan menerapkan teknologi pengolahan kayu yang berbasis pada konsep ramah lingkungan.

Pilihan konsep seperti itu bisa dilakukan apabila pengusaha pengolahan perkayuan memilih jenis kayu albasiah atau sengon, sebagai bahan baku utama industri.

"Albasiah merupakan pohon kayu yang sengaja dibudidayakan karena pertumbuhannya cepat dan secara ekologis sangat bersahabat dengan tanah. Sebab pohon ini bisa menyuplai unsur hara pada tanah dan bukan menyedot zat hara tanah. Jadi, semakin banyak albasiah ditanam maka konsisi tanah akan semakin baik" kata President Director PT Buana Jaya Lestari, Bina Kayu Lestari dan PT.Waroeng Batok Indonesia, Denny Wijaya di Bandung Jawa Barat baru-baru ini.

Menurutnya, industri kayu albasiah lebih ramah lingkungan. Sebab

Hanya butuh waktu lima tahun untuk tumbuh sebagai pohon yang siap olah. Berbeda dengan pohon jati yang memerlukan waktu sekitar 30 tahun untuk menjadi pohon yang siap olah. "Dilihat dari sifatnya yang harus dibudidayakan dan daur pertumbuhannya yang relatif cepat maka pohon sengon lebih ramah lingkungan dan ekonomis," katanya.

Selain itu harga produk kayu albasiah juga sama mahal dengan produk kayu jati dan kayu keras lainnya. ''Itulah sebabnya saya berpaling pada produk kayu albasiah yang harga produksinya lebih murah," ucapnya.

Penampilan kayu albasiah ini bisa dipercantik dengan lapisan kayu keras seperti maple, kayu oak dan kayu jati, sesuai permintaan konsumen. "Dari seluruh bahan baku saya hanya menggunakan 5 persen kayu keras," ujarnya. Hal itu, tambahnya, untuk memenuhi permintaan konsumen luar negeri yang paham benar isu lingkungan tentang penghindaran menggunakan kayu keras.

Tidak Monokultur

Menurut Denny, permintaan produk albasiah akan semakin besar seiring menghangatnya isu lingkungan. Pohon albasiah, katanya, memiliki keunikan sebab berkembangbiak secara bertunas yakni sekitar 5-10 tunas per pohon.

Namun untuk pertimbangan kualitas hanya akan diperatahankan tiga tunas saja. Selain itu, secara alamiah pohon akasia memang tidak bisa tumbuh secara monokultur sehingga harus dibarengi dengan menanam pohon lain yang tidak sejenis.

"Karena sifatnya yang tidak mau ditanam secara monokultur, maka secara otomatis kami juga menanam pohon lain yang bersifat melengkapi, seperti pohon buah-buahan atau pohon kayu keras lainnya. Dengan demikian maka hutan budidaya tersebut akan lebih beragam dan hasilnya bagi petani tidak hanya dari komoditas kayu, tetapi juga buah-buahan," paparnya.

Selain menanam dalam pola yang nonmonokultur, dia menyarankan para petani untuk menanam palawija yang ditumpangsarikan dengan albasiah. "Komoditas palawija seperti temu ireng, temu lawak dan sebagainya juga menguntungkan karena sangat dibutuhkan oleh industri jamu. Dengan demikian maka para petani selalu bisa mendapatkan penghasilan alternatif," katanya.

Namun katanya, untuk pasar dalam negeri, kayu albasiah memang tidak dilirik. "Di Indonesia produk albasiah hanya laku di pasar-pasar tradisional, itupun hanya sebagai pelengkap,'' ucapnya.

- PEMBARUAN/Rieska Wulandari

Last modified: 6/3/04

Selasa, 27 Oktober 2009

BUDIDAYA SENGON (Albazzia falcataria)

Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut :
Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa).
Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)
Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV - V.
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.
Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.
Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.
Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.
Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.


Habitat Sengon

Tanah
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.

Iklim
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.

Curah Hujan
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.

Kelembaban
Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.

Pembibitan Sengon

a) Benih

Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut :

* Kulit bersih berwarna coklat tua
* Ukuran benih maksimum
* Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
* Bentuk benih masih utuh.


Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.

b) Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :
Keterangan :
Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)
Jarak tanam 3 x 2 meter
Satu lubang satu benih sengon
Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
Daya tumbuh 60 %
Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.

c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.

d) Pemilihan Lokasi Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :
Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5 %
Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).
Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.
Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.

Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.
Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).


Penanaman
Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
Pembuatan dan pemasangan ajir tanam
Ajir dapa dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan
Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.
Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman.
Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.

Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan
Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.
Penyiangan,
Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya.
Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
Pendangiran,
Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanman.
Pemangkasan,
Melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).
Penjarangan
Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur.
Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem "untu walang" (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.

Pengendalian Hama dan Penyakit

a) Hama
Serangan hama pada tanaman sengon yang perlu diwaspadai adalah hama ulat serendang (Xystrocera festiva). Gejala serangannya terlihat pada kulit pohon yang pecah-pecah, lalu mengeluarkan cairan berwarna coklat sampai kehitaman. .Bahkan, bersamaan dengan cairan tersebut juga keluar serbuk kayu bekas gerekan. Bila tingkat serangan ulat serendang makin mengganas, maka tak dapat dipungkiri pohon itu akan patah.
Adapun cara penyerangannya, kumbang-kumbang serendang atau disebut juga "uter-uter ", "engkes-engkes" maupun " boktor wowolan" yang telah dewasa meletakkan telurnya secara berkelompok pada bekas cabang atau luka-luka pohon sengon. Sekali bertelur mencapai 400 butir. Selanjutnya, telur dewasa menetas menjadi ulat dan masa stadium ulat mencapai 5-6 bulan. Ulat-ulat inilah yang melakukan penggerekan pada kulit bagian dalam, atau menyerang kayu muda ke arah bawah.
Fase berikutnya, jika ulat hendak menjadi kepompong, biasanya justru mengebor ke dalam batang pohon dan membelok ke arah atas sepanjang kira-kira 20 cm. Di penghunjung pengeboran itulah ulat berubah menjadi kepompong dengan kepala menghadap ke bawah. Masa stadium kepompong 15-21 hari.
Teknis pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis-tradisional. Ambilah kawat kecil lalu masukan ke lubang yang pernah dibuat serendang, dan ikuti arah lubang tersebut, kemudian ditusuk-tusukkan hingga serendang mati. Sedangkan cara lain, dengan model "pantek". Ambil kapuk dan celupkan kedalam insektisida, lalu sumbatkan pada pintu lubang tersebut, maka serendang pun mati. Atau, terpaksa merelakan menebang pohon yang terserang lalu dimusnahkan, agar ulat serendang tidak mejalar kemana-mana.

b) Penyakit
Tanaman sengon kadang-kadang diserang penyakit akar merah yang disebabkan cendawan Ganoderma pseudoferrum. Gejalanya tampak pada daun yang layu dan rontok sehingga akhirnya sengon bisa mati. Penyakit ini terutama menyerang akar sengon. Jika kulit akar dikupas, tampak benang merah menempel pada kayu akar.
Penyakit lain yaitu penyakit madu yang disebabkan cendawan Armillaria mellea. Gejalanya hampir sama dengan penyakit akar merah, namun perbedaannya, dibawah kulit akar terdapat benang-benang berwarna putih. Teknis pengendaliaanya dilakukan dengan melakukan dan membuang pohon sengon yang terserang, membuat selokan isolasi sedalam 1-1,5 m mengelilingi pohon, atau menyempotkan fungisida.


Keragaman Penggunaan dan Manfaat Kayu sengon

Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan.

Daun
Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut.

Perakaran
Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.

Kayu
Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll.

Source: lablink.or.id

Kamis, 22 Oktober 2009

Budidaya Sengon atau Albasiah Bisnis Jangka Panjang Yang Menjanjikan

Saat ini budidaya sengon sangat ramai digalakkan di masyarakat. Banyak orang mendadak berbondong-bondong berinvestasi pada jenis tanaman penghasil kayu ini. Tidak mengherankan mengingat keuntungan yang dijanjikan tanaman sengon ini memang sangat besar. Bahkan diprediksi pasokan kayu sengon ini masih akan langka hingga 20 tahun ke depan.

Bila Anda saat ini sedang membudidayakan tanaman sengon, waspadai pada usia 1 tahun pertama. Tanaman sengon pada masa ini sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Segera lindungi investasi Anda sejak dini dengan pola pemeliharaan dan manajemen perawatan yang tepat.

Untuk itu Jika anda tertarik berbudidaya sengon atau albasiah segeralah anda untuk menanam kayu tersebut, saya yakin hasil yang akan anda rasakan itu akan sebanding dengan apa usaha yang telah anda lakukan pada saat ini. Budi daya sengon merupakan Bisnis Jangka Panjang yang sangat menjanjikan dan merupakan investasi yang sangat menggiurkan.

Apabila anda masih kurang tertarik cobalah hanya dengan menanam beberapa pohon aja sebidang tanah anda 5 tahun yang akan datang pasti akan rasakan hasilnya.

Salam....

Ashenk Koswara.